Surabaya - Muhammad Solikin (31) mengakui sebagai pembunuh M Fachri Romadhon (4), pengakuan tersebut diungkapkan Solikin saat menjalani persidangan lanjutan di PN Surabaya, Senin (3/6/2013).
Dalam pengakuannya, warga Endrosono GG VII/31 Surabaya itu membunuh Fachri lantaran dendam terhadap Misnawai yang tak lain ayah korban. Dendam kesumat itu tertanam selama satu bulan setengah sebelum akhirnya menghabisi nyawa anak ingusan itu.
Residivis kasus penganiayaan ini seolah merasa tak bersalah mengakui tega membunuh Fahri. Ia menjawab pertanyaan yang diajukan hakim serta jaksa penuntut umum (JPU) sambil cengengesan.
“Sama saja pak, kan anaknya,” katanya saat menjawab pertanyaan hakim Suhartoyo kala ditanya mengapa memilih membunuh Fahri ketimbang Misnawi.
Pria pecatan SMA ini menjelaskan, sebelum membunuh Fahri pada 16 Februari 2013 lalu sekitar pukul 19.00 WIB, Misnawi dan Solikin terlibat percekcokan. Kala itu, Misnawi dengan dirinya bertengkar hebat hingga akhirnya Misnawi ngajak carok.
Sayang, ajakan itu ditolak lantaran Solikin tak memilik senjata. “Karena ndak ada senjata, sakit hati, dalam hati saya bilang kalau punya senjata nanti pasti saya carok,” ungkapnya.
Lama dendam terpendam, keinginan membunuh Misnawi muncul kembali saat melihat Fahri sendirian di jalan depan rumah di Endrosono GG VII/31. Gairah itu pun didukung dengan kondisi rumah korban yang sepi. “Saya lihat anaknya. Saya lihat di jalan ndak ada orang, saya ambil saya bawa ke teras rumah,” jelas Solikin.
Di depan teras rumah itulah Fahri dibanting sampai enam kali hingga akhirnya meregang nyawa. Sebab, Solikin mengaku membanting dengan keras. Akibatnya, kepala korban keluar darah dan tak dapat berkutik lagi.
Sebelum membanting, Solikin mengaku terlebih dulu membekap mulut korban supaya tak bersuara. Setelah tak bernyawa, mayat Fahri dibiarkan tergelatak kemudian dibawa ke dalam rumah pelaku untuk disembunyikan.
Namun, mayat Fahri lambat laun mengeluarkan bau. Sontak Solikin yang ketakutan berinisiatif menghilangkan bau. Akhirnya, pada Selasa pelaku membeli semen untuk melumasi tubuh korban.
“Selasa pagi saya beli 5 kilogram, karena kurang siangnya saya beli lagi 10 kilogram, jadi semuanya 15 kilo,” akunya
__________
Berita Jatim dot Com
0 komentar
Posts a comment