Selasa, 23 Juli 2013

Khofifah, Representasi Nasib Kaum Perempuan

Tampilnya Khofifah sebagai calon gubernur Jatim, sebenarnya menjadi harapan para perempuan di Jatim.



Terjegalnya Khofifah Indar Parawansa dalam perhelatan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur, 29 Agustus mendatang, ternyata menyisakan kekecewaan cukup mendalam bagi kalangan perempuan. Sebab, ketua umum Muslimat NU itu diharapkan membawa perubahan bagi kehidupan perempuan di Jatim.

Hal itu diungkapkan Ketua Koordinator Cabang Korps PMII Putri (Kopri) Jawa Timur Athik Hidayatul Ummah. Menurut dia, tampilnya Khofifah sebagai calon gubernur Jatim, sebenarnya menjadi harapan para perempuan di Jatim. Apalagi, selama ini Khofifah dikenal sebagai tokoh pejuang hak-hak perempuan.

"Bu Khofifah menjadi simbol dan representasi nasib kaum perempuan. Di pundak beliau, nasib perempuan Jatim berada. Sayang KPU Jatim memutuskan beliau tak lolos," kata Athik, di Surabaya, Minggu (21/7).

Perempuan kelahiran Lamongan ini menegaskan, di tengah ramainya pemberitaan media massa seputar pilgub Jatim, banyak hal penting yang luput dari sorotan publik, yaitu soal masa depan perempuan Jatim, terutama setelah pilgub.

Sesuai data KPU Jatim, Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilukada Jatim 29 Agustus 2013 yang telah resmi dirilis mencapai 30.019.300 orang, dengan rincian pemilih laki-laki sebanyak 14.805.723 orang, dan pemilih perempuan sebanyak 15.213.577 orang.

"Jumlah pemilih perempuan lebih banyak dari laki-laki. Jadi suara perempuan menentukan. Akan sangat disayangkan, jika tak ada calon perempuan yang tampil di Pilgub Jatim," tandas dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya ini.

Ia mengungkapkan, selama ini suara perempuan hanya menjadi buruan dan rebutan para elit politik, baik pada hajatan politik tingkat Jatim maupun level nasional. "Setelah itu, mereka dilupakan. Hak-hak perempuan diabaikan begitu saja oleh para pemimpin dan pemangku kebijakan," imbuhnya.

Ia menambahkan, terlupakannya nasib perempuan selama ini disebabkan gagalnya tokoh perempuan maju memimpin Jatim. "Demokrasi transaksional yang sedang menggejala di mana-mana, sulit menghasilkan pemimpin yang pro poor dan pro women," ujarnya.

Dengan demikian, ia berharap, Khofifah bisa lolos untuk turut bertarung di Pilgub Jatim. Kasus gagalnya Khofifah yang berpasangan dengan Herman S. Sumawiredja melaju di Pilgub Jatim kini masuk ke ranah hukum.

Seperti diberitakan, rapat pleno KPU Jatim 14 Juli lalu, menyatakan pencalonan Khofifah sebagai calon Gubernur Jatim tidak lolos. Karena proses penetapan pasangan calon yang dinilai banyak kejanggalan, tim hukum Khofifah-Herman akhirnya mengajukan gugatan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) dan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Jaringnews dot com

0 komentar

Posts a comment

 
© Tentang Jawa Timur
Designed by Blog Thiết Kế
Back to top